Kritik Kepemimpinan SEMMI Jakray: Hasan Mony Soroti Kelemahan Ketua Umum

infoaktual dki jakarta 2d305af8 4f08 4821 aa70 de6c3e9f10bc

DKI Jakarta
InfoAktual.co.id

Ketua Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Pengurus Wilayah Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) Jakarta Raya (Jakray), Hasan Mony, mengkritik tajam kepemimpinan Ketua Umum PW SEMMI Jakray periode 2023-2026. Menurutnya, kepemimpinan saat ini tidak memiliki arah yang jelas dalam mengembangkan organisasi, baik secara internal maupun eksternal.

“Kepengurusan SEMMI Jakray pada periode ini belum memiliki pemetaan dan pengembangan program prioritas untuk meningkatkan integritas organisasi,” ungkap Hasan, Jumat (27/12/2024).

Hasan menyoroti ketidakhadiran kegiatan pengembangan organisasi sejak kepemimpinan baru dilantik. Ia menyebutkan bahwa berbagai program telah diusulkan, tetapi hingga kini belum dieksekusi.

“Saya sudah mengusulkan program Pelatihan Dasar Bantuan Hukum (PDBH) dalam Raker dan Rakorwil pada Desember 2023 lalu. Namun, sampai sekarang Ketua Umum tidak mengeksekusi program-program tersebut,” jelasnya.

Selain itu, ia juga menyoroti masalah pendanaan yang sempat tersedia tetapi terhenti di tengah jalan. “Padahal anggaran sudah dicairkan, tetapi prosesnya terhenti. Ini menjadi kendala besar bagi kita yang sudah memiliki ide dan semangat untuk menjalankan program,” tambah Hasan.

Hasan menyatakan bahwa kelemahan utama kepemimpinan Ketua Umum SEMMI Jakray adalah terlalu percaya diri tanpa disertai aksi nyata. Ia juga mengidentifikasi beberapa kelemahan lain dalam kepemimpinan saat ini:

  1. Kurangnya Sensitivitas Situasi: Kepemimpinan dinilai tidak peka terhadap kondisi internal organisasi maupun masyarakat sekitar DKI Jakarta.
  2. Fokus yang Tidak Tepat: Ketua Umum dianggap lebih sibuk dengan pertarungan politik dibanding menjalankan program yang berdampak langsung.
  3. Minimnya Pengaruh: Ketidakmampuan memotivasi pengurus dan menciptakan budaya organisasi yang inovatif serta produktif.
  4. Eksekusi Program: Hingga saat ini belum ada langkah nyata dalam melaksanakan program organisasi.
  5. Terlalu Percaya Diri: Rasa percaya diri yang berlebihan tetapi tidak diiringi dengan tindakan konkret.

“Secara kepemimpinan, dia terlalu percaya diri, tetapi tidak ada tindakan nyata. Ini menjadi kelemahan besar yang harus segera diatasi,” tegas Hasan.

Hasan menegaskan bahwa jika tidak ada perubahan signifikan dalam waktu dekat, ia akan mengajukan permohonan kepada Pengurus Besar (PB) SEMMI untuk memberhentikan Ketua Umum PW SEMMI Jakray.

“Kalau dalam waktu dekat belum ada program yang dijalankan, saya akan meminta PB untuk memecat Ketua Umum,” ujar Hasan dengan nada serius.

Hasan berharap kepemimpinan SEMMI Jakray segera berbenah dan fokus pada tujuan organisasi. Ia menekankan pentingnya kolaborasi dan tindakan nyata untuk menciptakan perubahan yang positif.

“Kita sudah memiliki ide dan semangat. Sekarang tinggal bagaimana eksekusi dilakukan dengan tepat dan terarah. Jika ini tidak segera dilakukan, kita akan kehilangan arah sebagai organisasi mahasiswa yang berkomitmen untuk kemajuan,” pungkasnya.

Dengan kritik dan masukan yang disampaikan, Hasan berharap SEMMI Jakray dapat kembali menjalankan fungsinya sebagai organisasi yang memberikan dampak positif bagi anggotanya dan masyarakat. Kini, semua mata tertuju pada langkah Ketua Umum untuk menjawab tantangan tersebut.

Pewarta: Talib Loilatu