Cegah DBD, Dinkes OKU Timur Anjurkan Warga Pelihara Ikan Cupang

Dinkes OKU Timur anjurkan warga pelihara ikan cupang untuk cegah DBD
Foto: Ikan Cupang (Dok. Google)

OKU Timur, Sumatera Selatan
InfoAktual.co.id

Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatra Selatan, mendorong warga untuk memelihara ikan predator seperti ikan cupang guna mencegah penyebaran demam berdarah dengue (DBD). Langkah ini dianggap efektif untuk mengendalikan populasi nyamuk penyebab penyakit tersebut.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Umaidah Kosim, menjelaskan bahwa ikan predator mampu memangsa jentik nyamuk di tempat penampungan air.

“Selain ikan cupang, ikan nila, ikan mas, atau mujair juga bisa dipelihara di bak air,” ujarnya di Martapura, Kamis (19/12/2024).

Kasus DBD di Kabupaten OKU Timur sepanjang tahun 2024 mencapai 308 kasus, meningkat tajam dibandingkan 2023 yang hanya mencatat 139 kasus. Data ini mencakup pasien dewasa hingga anak-anak.

“Lonjakan ini menjadi perhatian serius kami. Maka dari itu, berbagai upaya pencegahan terus digencarkan,” tambah Umaidah.

Dinkes OKU Timur juga menggalakkan pola 3M (Menguras, Menutup, dan Mengubur) untuk mengurangi risiko berkembangnya nyamuk Aedes aegypti. Sosialisasi terkait pola hidup bersih dan sehat terus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

“Pola 3M ini masih sangat efektif diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” ungkap Umaidah. Selain itu, pihaknya mencanangkan program Jumantik (Juru Pemantau Jentik), yang bertujuan melibatkan setiap keluarga dalam memantau keberadaan jentik nyamuk di rumah masing-masing.

Menurut Umaidah, memelihara ikan predator di tempat penampungan air memberikan manfaat langsung. “Ikan-ikan ini secara alami memangsa jentik nyamuk, sehingga membantu meminimalisir penyebaran DBD,” jelasnya.

Langkah ini dinilai praktis dan ekonomis, karena tidak membutuhkan biaya besar dan mudah diterapkan.

Dinkes OKU Timur terus menggencarkan sosialisasi ke masyarakat melalui berbagai media dan kegiatan lokal. Edukasi ini melibatkan perangkat desa, sekolah, dan komunitas untuk menyampaikan pentingnya pencegahan DBD. Dengan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan kasus DBD dapat ditekan secara signifikan.

“Kami mengajak semua pihak untuk bersama-sama melawan DBD. Pencegahan ini tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah,” tegas Umaidah.

Upaya preventif ini sejalan dengan tingginya angka kejadian DBD di wilayah tersebut. Pemerintah berharap, langkah-langkah yang telah dicanangkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan yang bersih dan bebas jentik nyamuk. (Red)