Peringatan HUT OKU ke-115 Dibalut Budaya dan Harapan

IMG 20250729 WA0036

Baturaja, Ogan Komering Ulu
InfoAktual.co.id

Langit cerah menaungi Baturaja pagi itu. Suasana Gedung Kesenian Kota Baturaja di Kelurahan Kemalaraja, Kecamatan Baturaja Timur, berubah menjadi lautan antusiasme.

Ribuan warga tumpah ruah menyambut Hari Ulang Tahun Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) yang ke-115, Selasa (29/7/2025).

Sejak pukul 07.00 WIB, masyarakat telah memenuhi area peringatan. Mereka datang dari berbagai penjuru OKU. Wajah-wajah berseri menanti hiburan budaya yang telah disiapkan.

Tarian tradisional berpadu irama lagu “Sebimbing Sekundang” menjadi pembuka perayaan yang kental nilai lokal.

Puncak acara digelar pada pukul 13.00 WIB. Sorak sorai mengiringi kedatangan Gubernur Sumatera Selatan, H. Herman Deru, SH, MM. Beliau hadir langsung memberi penghormatan atas usia panjang kabupaten yang kaya sejarah ini.

“OKU harus terus tumbuh dan maju. Jaga pencapaian yang sudah diraih bersama,” tegas Herman Deru dalam pidatonya.

Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah demi membangun OKU yang tangguh, berdaya saing, dan tetap membumi dalam budaya.

Tak hanya gubernur, hadir pula Wakil Bupati OKU H. Marjito Bachri, serta jajaran pejabat Pemkab OKU. Sejumlah anggota DPRD OKU seperti Parantos, Yanto, dan Robi V., juga tampak duduk di barisan depan.

Para kepala desa, tokoh masyarakat, dan pihak swasta menyatu dalam satu ruang-ruang kebersamaan.

“Hari ini bukan hanya perayaan. Ini adalah panggilan hati untuk menyayangi OKU lebih dalam,” ucap Marjito saat ditemui media.

Bukan sekadar seremoni, HUT OKU ke-115 menjadi ajang silaturahmi masyarakat. Tak sedikit warga yang menyampaikan harapan dan ucapan selamat. Mereka ingin OKU terus tumbuh dalam pelayanan, pembangunan, dan pelestarian budaya.

Peringatan ini juga menjadi berkah bagi pedagang kecil. Puluhan lapak berjejer di sekitar lokasi acara. Mereka menjual makanan, minuman, dan kerajinan lokal. Kehadiran mereka menambah warna pada peringatan hari jadi ini.

“Alhamdulillah jualan kami laris. Acara seperti ini bantu ekonomi kami,” kata Umi, salah satu pedagang makanan ringan.

Tak bisa dimungkiri, perayaan daerah yang terorganisir mampu menggerakkan ekonomi rakyat kecil. Momentum ini menunjukkan bahwa budaya dan pembangunan tak harus berjalan sendiri. Keduanya bisa tumbuh bersamaan, saling menguatkan.

Acara berlangsung aman dan tertib. Aparat keamanan dan panitia bekerja maksimal. Media lokal dan nasional turut hadir meliput, menjadi saksi bahwa OKU hari ini bukan hanya mengenang masa lalu, tetapi juga menata masa depan.

Di akhir acara, suasana berubah haru saat pesan “Sayangi OKU” bergema dari panggung. Pesan itu tak hanya sekadar slogan. Ia menjadi ajakan bagi semua elemen untuk merawat rumah bersama ini — OKU yang sudah berusia lebih dari satu abad. (Husin Basrah)