Baturaja, Sumatera Selatan
InfoAktual.co.id
Insiden tragis menggegerkan warga Desa Air Paoh, Kecamatan Baturaja Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Jumat (24/1/2025).
Proyek pembangunan saluran air yang menggunakan pasangan cor beton tiba-tiba ambruk, menimpa tiga pekerja di lokasi.
Satu pekerja tewas seketika, sementara dua lainnya mengalami patah tulang serius dan kini dalam kondisi kritis.
Kedua korban yang selamat telah dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif.
Menurut saksi mata, mal penahan cor beton yang digunakan di lokasi terlihat tidak memenuhi standar keamanan.
“Bahan-bahan penahan itu kelihatan sudah rapuh dan bekas,” ungkap seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Ketidaksesuaian material diduga menjadi penyebab utama ambruknya proyek tersebut.
Warga juga menyoroti tidak adanya papan nama proyek di lokasi, sehingga pihak yang bertanggung jawab atas pembangunan ini belum teridentifikasi.
Hal ini memunculkan tanda tanya besar tentang transparansi proyek tersebut.
Proses evakuasi berlangsung sulit dan memakan waktu lama.
Petugas gabungan dari kepolisian, BPBD, dan warga setempat bekerja keras mengangkat puing-puing beton menggunakan alat berat seadanya.
“Kondisi mal penahan yang rapuh memperlambat proses evakuasi,” kata salah satu petugas BPBD di lokasi.
Berkat kerja keras tim, ketiga korban berhasil dievakuasi.
Sayangnya, satu orang meninggal dunia di tempat akibat luka parah yang diderita.
Warga Lorong Serasan, tempat kejadian berlangsung, mengkritik pelaksanaan proyek ini.
Mereka menilai tidak adanya pengawasan dan penggunaan bahan material yang tidak sesuai standar sebagai akar permasalahan.
“Kami tidak tahu siapa yang mengerjakan proyek ini, karena tidak ada papan nama proyek,” ujar Ridwan, salah satu warga setempat.
Hal ini menambah ketidakpercayaan masyarakat terhadap kualitas proyek infrastruktur di daerah mereka.
Seorang pekerja yang diwawancarai di lokasi mengungkapkan bahwa sering kali material proyek tidak sesuai standar demi menekan biaya.
“Kadang bahan yang digunakan tidak sesuai, mungkin supaya lebih hemat,” ujarnya, tanpa menyebut nama.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak terkait.
Warga berharap pemerintah segera melakukan investigasi untuk mengungkap penyebab insiden ini dan menindak tegas pihak yang bertanggung jawab.
“Jangan sampai kejadian seperti ini terulang lagi. Nyawa pekerja tidak seharusnya jadi korban kelalaian,” tambah Ridwan.
Tragedi ini menjadi peringatan bagi semua pihak untuk memastikan setiap proyek infrastruktur mematuhi standar keselamatan dan transparansi demi mencegah korban jiwa di masa depan. (win)