Sumatera Selatan
Infoaktual co.id
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu)Sumatera Selatan, menyebut tingkat kerawanan pemilihan kepala daerah (Pilkada) di wilayahnya termasuk dalam level sedang, dasarnya adalah pilkada pada 2018 dan 2020 lalu. Namun, potensi keributan bisa terjadi saat pemungutan hasilnya.
“Tingkat kerawanan pilkada di Sumsel berada pada level rawan sedang,” ujar Ketua Bawaslu Sumsel, Kurniawan, Sabtu (07/09/2024).
Potensi kerawanan itu bisa naik jika terjadi konflik yang diakibatkan oleh netralitas ASN, money politics dan lambannya tindak lanjut atas laporan kecurangan yang terjadi serta lainnya.
“Kita berharap potensi konflik justru bukan dari Penyelengara Pemilu (KPU dan Bawaslu),” jelasnya.
Menurutnya, konflik dapat terjadi jika penyelenggara Pemilu abai dengan laporan mengenai kecurangan dari masyarakat. Kemudian lambatnya penanganan dan tidak merespons dengan baik aduan yang masuk.
“Ini juga berpotensi jadi letupan masalah di daerah. Contohnya Pileg 2024 lalu di Muratara, padahal sudah kami sampaikan ke KPU terkait potensi konflik yang bisa terjadi kepada penyelengara pemilu,” terangnya.
Sementara dalam proses tahapan, potensi kerawanan terjadi pada saat kampanye, sebelum pemungutan suara dan setelah pemungutan suara. Potensi keributan paling besar terjadi saat pengumuman hasil.
“Kita berupaya meminimalisir kesalahan-kesalahan kecil, seperti masyarakat yang tidak punya hak pilih tapi mencoblos, belum masuk DPT, tidak dapat undangan dan lainnya. Masalah ini harus diselesaikan lebih dini jangan sampai jadi masalah terakumulasi ketika pemungutan suara,” ujarnya.
Respon (1)
Komentar ditutup.